Kamis, 28 Oktober 2010

tgl 26 terjadi nya kiamat kecil dan peringatan pada surat 26 Qur'an tentang azab

kejadian bencana tgl 26,Alqur'an surat 26 ayat 5. (Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan) yaitu Alquran (yang baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah) yang membeberkan rahasia mereka (melainkan mereka selalu berpaling daripadanya). 26:6. (Sungguh mereka telah mendustakan) Alquran (maka kelak akan datang kepada mereka kenyataan dari berita-berita) akibat dari apa (yang selalu mereka perolok-olokkan).

26 Jan 1531 gempa bumi di Lisbon, Portugal, 30.000 orang tewas
26 Jan 1700 gempa di Laut Pasifik, dari Vancouver Island, Southwest Canada off British Columbia hingga Northern California, Pacific Northwest,USA. Dikenal sebagai megathrust earthquake.
26 Jul 1805 gempa bumi di Naples, Calabria, Italy, 26.000 orang tewas
26 Agt 1883 Gunung Krakatau meletus, 36.000 orang diperkirakan tewas
26 Des 1861 gempa bumi di Egion, Yunani
26 Mar 1872 gempa bumi di Owens Valley, USA
26 Agt 1896 gempa bumi di Skeid, Land, Islandia
26 Nop 1902 gempa bumi di Bohemia, sekarang Czech Republic
26 Nop 1930 gempa bumi di Izu
26 Sep 1932 gempa bumi di Ierissos, Yunani
26 Des 1932 gempa bumi di Kansu, Cina, 70.000 orang tewas
26 Okt 1935 gempa bumi di Colombia
26 Des 1939 gempa bumi di Erzincan, Turki, 41.000 orang tewas
26 Nov 1943 gempa di Tosya Ladik, Turki
26 Des 1949 gempa bumi di Imaichi, Jepang
26 Mei 1957 gempa di Bolu Abant, Turki
26 Mar 1963, gempa bumi di Wakasa Bay, Jepang
26 Jul 1963 gempa bumi di Skopje, Yugoslavia, 1.000 orang tewas
26 Mei 1964 gempa bumi di S. Sandwich Island
26 Jul 1967 gempa bumi di Pulumur, Turki
26 Sep 1970 gempa bumi di Bahia Solano, Colombia
26 Jul 1971 gempa bumi di Solomon Island
26 Apr 1972 gempa bumi di Ezine, Turki
26 Mei 1975 gempa bumi di N. Atlantic
26 Mar 1977 gempa bumi di Palu, Turki
26 Des 1979 gempa bumi di Carlisle, Inggris
26 Apr 1981 gempa bumi di Westmorland, USA
26 Mei 1983 gempa bumi di Nihonkai, Chubu, Jepang
26 Jan 1985 gempa bumi di Mendoza, Argentina
26 Jan 1986 gempa bumi di Tres Pinos, USA
26 Apr 1992 gempa bumi di Cape Mendocino, California, USA
26 Okt 1997 gempa bumi di Italia:(Tsunami Aceh 261204 ,
Gempa Jogja 260506 ,
Gempa Tasik 260610 ,
Tsunami Mentawai 261010 ,
Merapi meletus 261010.
Apakah ini hanya kebetulan

Ada apa dengan 26.?‎ Trnyata..dlm Al-quran, jus 26 surat asy-syu'ara yg didalamnya pngeertian tntg azab Allah, Astaghfirullah,, KIAMAT 26 06 2012 inga!!! Tgl 26 jatuh jumat...katanya kiamat jatuh hari jumat, Ehh ternyata, di tahun 2012 itu, yg tgl 26 nya jatuh hari jumat, cuman ada satu, di bulan Oktober... Jadi siap siap

Rabu, 19 November 2008

Ayat Ayat Pendek Al-Quran


Al-Qadr

001. (Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran.
002. (Dan tahukah kamu) Hai Muhammad (apakah malam kemuliaan itu?) ungkapan ini sebagai pernyataan takjub atas keagungan yang terdapat pada Lailatulkadar.
003. (Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan) yang tidak ada malam lailatulkadarnya; beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar.
004. (Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu (dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya.
005. (Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla'al Fajri dan Mathla'il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.

Al-Bayyinah

001. (Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.
002. (Yaitu seorang rasul dari Allah) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Al-Bayyinah, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan) dari segala bentuk kebatilan.
003. (Di dalamnya terdapat kitab-kitab) maksudnya hukum-hukum yang tertulis (yang lurus) artinya hukum-hukum yang lurus. Dia akan membacakan apa yang dikandungnya, yaitu Alquran; di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya dan ada pula orang-orang yang kafir kepadanya.
004. (Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Alkitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada Nabi Muhammad saw. (melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad saw., atau Alquran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. mereka adalah orang-orang yang sepakat untuk beriman kepadanya/Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad saw. datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mereka.
005. (Padahal mereka tidak disuruh) di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil (kecuali menyembah Allah) kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An Ya'budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah Liya'budullaaha (dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama) artinya membersihkannya dari kemusyrikan (dengan lurus) maksudnya berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya (dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama) atau tuntunan (yang mustaqim) yang lurus. 006. (Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik -dimasukkan- ke dalam neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya) lafal Khaalidiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan; lengkapnya mereka telah dipastikan oleh Allah swt. untuk menjadi penghuni tetap di dalam neraka Jahanam untuk selama-lamanya. (Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.) 007. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk) artinya makhluk yang paling baik. 008. (Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn) sebagai tempat tinggal tetap mereka (yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun rida kepada-Nya) yakni merasa puas akan pahala-Nya. (Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Rabbnya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang karena itu lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.


Al-Zalzalah 001. (Apabila bumi diguncangkan) yaitu mengalami gempa di saat hari kiamat tiba (dengan guncangannya) yang amat dahsyat sesuai dengan bentuknya yang besar. 002. (Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya) berupa semua perbendaharaan yang dikandungnya termasuk orang-orang mati, kemudian semuanya itu dicampakkan ke permukaannya. 003. (Dan manusia bertanya) yakni orang yang ingkar kepada adanya hari berbangkit ("Mengapa bumi jadi begini?") ia mengatakan demikian dengan nada ingkar kepada kenyataan yang sedang mereka alami ketika itu, yaitu keadaan menjelang hari kiamat. 004. (Pada hari itu) menjadi Badal dari lafal Idzaa berikut Jawabnya (bumi menceritakan beritanya) yaitu menceritakan semua amal perbuatan yang telah dilakukan di atas permukaannya, amal baik dan amal buruk. 005. (Karena sesungguhnya) hal itu terjadi disebabkan karena (Rabbmu telah memerintahkan kepadanya) yang demikian itu. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Setiap hamba laki-laki dan perempuan menyaksikan (pada hari itu) semua amal perbuatan yang telah dilakukannya di muka bumi."

006. (Pada hari itu manusia keluar) maksudnya mereka berangkat meninggalkan tempat penghisaban (dalam keadaan yang bermacam-macam) yakni terpisah-pisah; ada yang mengambil jalan ke kanan yaitu menuju ke surga dan ada yang mengambil jalan ke kiri yaitu menuju ke neraka (supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka) maksudnya balasan amal perbuatan mereka, berupa surga atau neraka.
007. (Maka barang siapa yang mengerjakan seberat zarah) atau seberat semut yang paling kecil (kebaikan, niscaya dia akan melihatnya) melihat pahalanya.
008. (Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihatnya pula) artinya dia pasti akan merasakan balasannya.

Al-'Aadiyaat

001. (Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang.
002. (Dan demi yang mencetuskan api) maksudnya kuda yang memercikkan api (dengan pukulan) teracak kakinya apabila ia berlari di tanah yang banyak batunya pada malam hari.
003. (Dan demi yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi) yaitu kuda yang menyerang musuh di waktu pagi, karena pengendaranya melakukan penyerbuan di waktu tersebut.
004. (Maka ia menerbangkan) atau mengepulkan (di waktu itu) di waktu tersebut, atau di tempat ia berlari (debu) karena gerakannya yang sangat keras.
005. (Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu.
006. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah manusia yang kafir (sangat ingkar kepada Rabbnya) artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepadanya.
007. (Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut) terhadap keingkarannya (menyaksikan sendiri) atau dia menyaksikan bahwa dirinya telah berbuat ingkar.
008. (Dan sesungguhnya karena cintanya kepada kebaikan) maksudnya cinta atas harta benda (dia sangat bakhil) artinya lantaran sangat mencintai harta, jadilah ia seorang yang amat bakhil atau kikir.
009. (Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan) dibangunkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam kubur) yakni orang-orang mati yang dikubur di dalamnya.
010. (Dan dilahirkan) atau ditampakkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam dada) maksudnya, apa yang tersimpan di dalam kalbu berupa kekafiran dan keimanan. 011. (Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka) karena itu Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas kekafiran mereka. Di sini Dhamir diulangi penyebutannya dalam bentuk jamak, hal ini tiada lain karena memandang segi makna yang dikandung lafal Al-Insaan. Jumlah ayat ini menunjukkan pengertian Maf'ul bagi lafal Ya'lamu; artinya sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepadanya pada saat itu. Berta'alluqnya lafal Khabiirun kepada lafal Yaumaidzin memberikan pengertian, bahwa hari itu adalah hari pembalasan, karena sesungguhnya Allah selama-lamanya Maha Mengetahui.

Al-Qaari'ah
001. (Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena kengerian-kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggentarkan kalbu.
002. (Apakah hari kiamat itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan Khabarnya.
003. (Tahukah kamu) atau apakah kamu tahu (apakah hari kiamat itu?) ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. Lafal Maa yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal sesudahnya yaitu lafal Adraaka merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut Khabarnya berkedudukan sebagai Maf'ul kedua dari lafal Adraa. 004. (Pada hari itu) dinashabkan oleh lafal yang disimpulkan dari pengertian yang terkandung di dalam lafal Al-Qaari'ah yakni lafal Taqra'u, artinya pada hari yang menggentarkan itu (manusia adalah seperti anai-anai yang dihambur-hamburkan) atau seakan-akan belalang-belalang yang dihambur-hamburkan; sebagian di antaranya terbang beriring-iringan dengan yang lainnya secara semrawut. Demikian itu karena mereka dalam keadaan kebingungan, hal ini terus berlangsung hingga mereka dipanggil untuk menjalani perhitungan amal perbuatan.
005. (Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wool yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah.
006. (Dan adapun orang yang berat timbangannya) artinya amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya.
007. (Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan) yaitu berada di dalam surga; atau dengan kata lain kehidupan yang diterimanya itu sangat memuaskannya.
008. (Dan adapun orang yang ringan timbangannya) artinya amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya.
009. (Maka tempat kembalinya) yaitu tempat tinggalnya (adalah neraka Haawiyah.)
010. (Dan tahukah kamu, apakah Haawiyah itu?) atau apakah neraka Haawiyah itu?
011. Neraka Haawiyah itu adalah (api yang sangat panas) yang panasnya luar biasa; huruf Ha yang terdapat pada lafal Hiyah adalah Ha Sakat, baik dalam keadaan Washal ataupun Waqaf tetap dibaca. Tetapi menurut suatu qiraat tidak dibaca bila dalam keadaan Washal.

At-Takaatsur
001. (Telah membuat kalian lalai) atau telah melalaikan kalian dari taat kepada Allah (bermegah-megahan) yaitu saling bangga-membanggakan harta, anak-anak dan pembantu-pembantu.
002. (Sampai kalian masuk ke dalam kubur) hingga kalian mati dikubur di dalam tanah; atau hingga kalian menghitung-hitung banyaknya orang yang telah mati.
003. (Janganlah begitu) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan (kelak kalian akan mengetahui.)
004. (Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui) akibat buruk dari perbuatan kalian itu di kala kalian menjelang kematian, kemudian sewaktu kalian telah berada di dalam kubur.
005. (Janganlah begitu) sesungguhnya (jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin) tentang akibat perbuatan kalian itu, niscaya kalian tidak akan lalai taat kepada Allah.
006. (Niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim) Jawab Qasamnya tidak disebutkan, yaitu niscaya kalian tidak akan sibuk dengan bermegah-megahan yang melalaikan kalian dari taat kepada Allah. Lafal Latarawunna pada asalnya adalah Latarawunanna, kemudian Lam Fi'il dan 'Ain Fi'ilnya dibuang, kemudian harakatnya diberikan kepada Wau, sehingga jadilah Latarawunna.
007. (Dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya) kalimat ayat ini mengukuhkan makna ayat sebelumnya (dengan pengetahuan yang yakin) lafal 'Ainal Yaqiin adalah Mashdar; demikian itu karena lafal Ra-aa dan lafal 'Aayana mempunyai arti yang sama.
008. (Kemudian kalian pasti akan ditanyai) lafal Latus-alunna dibuang daripadanya Nun alamat Rafa' karena berturut-turutnya huruf Nun, dibuang pula daripadanya Wawu dhamir jamak, tetapi bukan karena 'Illat atau sebab bertemunya kedua huruf yang disukunkan; bentuk asal daripada Latus-alunna adalah Latus-aluunanna (pada hari itu) yakni di hari kalian melihat neraka Jahim (tentang kenikmatan) yang kalian peroleh semasa di dunia, yaitu berupa kesehatan, waktu luang, keamanan, makanan, minuman dan nikmat-nikmat lainnya. Artinya dipergunakan untuk apakah kenikmatan itu?

Al-'Ashr
001. (Demi masa) atau zaman atau waktu yang dimulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya; maksudnya adalah waktu salat Asar.
002. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah jenis manusia (benar-benar berada dalam kerugian) di dalam perniagaannya.
003. (Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) mereka tidak termasuk orang-orang yang merugi di dalam perniagaannya (dan nasihat-menasihati) artinya sebagian di antara mereka menasihati sebagian yang lainnya (supaya menaati kebenaran) yaitu iman (dan nasihat-menasihati dengan kesabaran) yaitu di dalam menjalankan amal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.


Al-Humazah

001. (Kecelakaanlah) lafal Al-Wail ini adalah kalimat kutukan, atau nama sebuah lembah di neraka Jahanam (bagi setiap pengumpat lagi pencela) artinya yang banyak mengumpat dan banyak mencela. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka mengumpat Nabi saw. dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya.
002. (Yang mengumpulkan) dapat dibaca Jama'a dan Jamma'a (harta dan menghitung-hitungnya) dan menjadikannya sebagai bekal untuk menghadapi bencana dan malapetaka. 003. (Dia menduga) karena kebodohannya (bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya) dapat menjadikannya hidup kekal dan tidak mati.
004. (Sekali-kali tidak!) kalimat ini mengandung makna sanggahan. (Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan) menjadi Jawab Qasam dari lafal yang tidak disebutkan; artinya sesungguhnya dia benar-benar akan dicampakkan (ke dalam Huthamah) dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya pasti hancur berkeping-keping.
005. (Dan tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui (apa Huthamah itu?)
006. (Yaitu api -yang disediakan- Allah yang dinyalakan) yang dinyalakan dengan besarnya.
007. (Yang naik) maksudnya panasnya naik membakar (sampai ke hati) lalu membakarnya; rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati. 008. (Sesungguhnya api itu atas mereka) di dalam ayat ini Dhamir dijamakkan karena memandang dari segi makna (ditutup rapat-rapat) dapat dibaca Mu`shadah dan Muushadah; artinya mereka dibakar dengan api itu dalam keadaan ditutup rapat.
009. (Pada tiang-tiang) dapat dibaca 'Amadin dan 'Umudin (yang panjang) lafal ini menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada dalam tiang-tiang tersebut.


Al-Fiil

001. (Apakah kamu tidak memperhatikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna takjub; artinya sepatutnya kamu merasa takjub (bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah) orang yang mempunyai gajah itu bernama Mahmud yang disertai oleh teman-temannya, yaitu raja negeri Yaman yang bernama Abrahah berikut tentaranya. Dia telah membangun sebuah gereja di Shan'a dengan tujuan supaya orang-orang berpaling dari menziarahi Mekah dan tidak menziarahinya lagi. Pada suatu hari ada seseorang lelaki dari Kinanah telah membuat kejadian di gereja tersebut, ia melumuri bagian gereja yang dijadikan kiblat dengan kotoran unta dengan maksud menghinanya. Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Kakbah. Lalu ia datang ke Mekah bersama tentaranya, beserta gajah-gajah milik Mahmud tadi. Ketika mereka mulai bergerak hendak menghancurkan Kakbah, Allah mengirimkan kepada mereka apa yang dikisahkan-Nya melalui firman selanjutnya yaitu:
002. (Bukankah Dia menjadikan) telah menjadikan (tipu daya mereka itu) dalam rangka menghancurkan Kakbah (sia-sia) maksudnya hanya menjerumuskan mereka ke dalam kerugian dan kebinasaan.
003. (Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong) atau yang bergelombang secara berturut-turut. Menurut suatu pendapat bahwa lafal Abaabiil ini tidak ada bentuk Mufradnya, sama halnya dengan lafal Asaathiir. Menurut pendapat yang lain bahwa bentuk tunggalnya adalah Abuul atau Ibaal atau Ibbiil yang wazannya sama dengan 'Ajuul, Miftaah dan Sikkiin.
004. (Yang melempar mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar) yakni tanah liat yang dibakar.
005. (Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan) atau bagaikan daun tanaman yang dimakan oleh ternak, kemudian diinjak-injak dan dicabik-cabiknya. Allah telah membinasakan setiap orang dari mereka dengan batu yang padanya telah tertulis nama orang yang dikenainya. Setiap batu bentuknya lebih besar sedikit daripada biji 'adasah dan agak kecil daripada biji kacang Humsh; batu itu dapat menembus topi baja tentara yang berjalan kaki dan gajah yang dibawanya, kemudian batu itu jatuh ke tanah setelah menembus badan mereka. Hal tersebut terjadi pada tahun kelahiran Nabi saw.

Quraisy

001. (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.)
002. (Yaitu kebiasaan mereka) lafal ini mengukuhkan makna lafal sebelumnya (bepergian pada musim dingin) ke negeri Yaman (dan musim panas) ke negeri Syam dalam setiap tahunnya; mereka bepergian dengan tujuan untuk berniaga yang keuntungannya mereka gunakan untuk keperluan hidup mereka di Mekah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan mereka; mereka yang melakukan demikian adalah anak-anak An-Nadhr bin Kinanah.
003. (Maka hendaklah mereka menyembah) lafal ini menjadi ta'alluq atau tempat bergantung bagi lafal Li-iilaafi; sedangkan huruf Fa adalah huruf Zaidah (Rabb rumah ini.)
004. (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar) agar mereka tidak kelaparan (dan mengamankan mereka dari ketakutan) artinya supaya mereka tidak merasa takut lagi. Sesungguhnya mereka sering mengalami kelaparan, karena di Mekah tidak terdapat lahan pertanian, sebagaimana mereka pun pernah dicekam oleh rasa takut, yaitu ketika tentara bergajah datang kepada mereka dengan maksud untuk menghancurkan Kakbah.

Al-Maa'uun

001. (Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan?) atau adanya hari hisab dan hari pembalasan amal perbuatan. Maksudnya apakah kamu mengetahui orang itu? Jika kamu belum mengetahui:
002. (Maka dia itulah) sesudah huruf Fa ditetapkan adanya lafal Huwa, artinya maka dia itulah (orang yang menghardik anak yatim) yakni menolaknya dengan keras dan tidak mau memberikan hak yang seharusnya ia terima.
003. (Dan tidak menganjurkan) dirinya atau orang lain (memberi makan orang miskin) ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, yaitu Al-'Ash bin Wail atau Walid bin Mughirah. 004. (Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat.) 005. (Yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya) artinya mengakhirkan salat dari waktunya.
006. (orang-orang yang berbuat ria) di dalam salatnya atau dalam hal-hal lainnya. 007. (Dan enggan menolong dengan barang yang berguna) artinya tidak mau meminjamkan barang-barang miliknya yang diperlukan orang lain; apalagi memberikannya, seperti jarum, kapak, kuali, mangkok dan sebagainya.

Al-Kautsar
001. (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad (Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi saw. kelak akan menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya.
002. (Maka dirikanlah salat karena Rabbmu) yaitu salat Hari Raya Kurban (dan berkurbanlah) untuk manasik hajimu.
003. (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu) yakni orang-orang yang tidak menyukai kamu (dialah yang terputus) terputus dari semua kebaikan; atau putus keturunannya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, dia adalah 'Ash bin Wail, sewaktu Nabi saw. ditinggal wafat putranya yang bernama Qasim, lalu 'Ash menjuluki Nabi sebagai Abtar yakni orang yang terputus keturunannya.

Al-Kaafiruun 001. (Katakanlah, "Hai orang-orang kafir!)
002. (Aku tidak akan menyembah) maksudnya sekarang aku tidak akan menyembah (apa yang kalian sembah) yakni berhala-berhala yang kalian sembah itu.
003. (Dan kalian bukan penyembah) dalam waktu sekarang (Tuhan yang aku sembah) yaitu Allah swt. semata.
004. (Dan aku tidak mau menyembah) di masa mendatang (apa yang kalian sembah.)
005. (Dan kalian tidak mau pula menyembah) di masa mendatang (Tuhan yang aku sembah) Allah swt. telah mengetahui melalui ilmu-Nya, bahwasanya mereka di masa mendatang pun tidak akan mau beriman. Disebutkannya lafal Maa dengan maksud Allah adalah hanya meninjau dari segi Muqabalahnya. Dengan kata lain, bahwa Maa yang pertama tidaklah sama dengan Maa yang kedua.
006. (Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan untukkulah agamaku") yakni agama Islam. Ayat ini diturunkan sebelum Nabi saw. diperintahkan untuk memerangi mereka. Ya Idhafah yang terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab'ah, baik dalam keadaan Waqaf atau pun Washal. Akan tetapi Imam Ya'qub menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut.

An-Nashr 001. (Apabila telah datang pertolongan Allah) kepada Nabi-Nya atas musuh-musuhnya (dan kemenangan) yakni kemenangan atas kota Mekah.
002. (Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah) yaitu agama Islam (dengan berbondong-bondong) atau secara berkelompok, yang pada sebelumnya hanya secara satu persatu. Hal tersebut terjadi sesudah kemenangan atas kota Mekah, lalu orang-orang Arab dari semua kawasan datang kepada Nabi saw. dalam keadaan taat untuk masuk Islam.
003. (Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu) artinya bertasbihlah seraya memuji-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat) sesungguhnya Nabi saw. sesudah surah ini diturunkan, beliau selalu memperbanyak bacaan: Subhaanallaah Wa Bihamdihi, Astaghfirullaaha Wa Atuubu Ilaihi, yang artinya: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya." Dengan turunnya surah ini dapat diketahui bahwa saat ajalnya telah dekat. Peristiwa penaklukan kota Mekah itu terjadi pada bulan Ramadan tahun delapan Hijriah, dan beliau wafat pada bulan Rabiulawal, tahun sepuluh Hijriah.

Al-Lahab
001. (Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab; di sini diungkapkan dengan memakai kata-kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan kedua tangannya; Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka: Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: "Semoga Allah membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa." Ketika Nabi saw. menakut-nakutinya dengan azab, ia berkata, "Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku." Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu:

002. (Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa di sini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.
003. (Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) yang besar nyalanya; kata-kata ini pun dijadikan pula sebagai julukan namanya, karena ia mempunyai muka yang berbinar-binar memancarkan sinar merah api.
004. (Dan begitu pula istrinya) lafal ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Yashlaa, hal ini diperbolehkan karena di antara keduanya terdapat pemisah, yaitu Maf'ul dan sifatnya; yang dimaksud adalah Umu Jamil (pembawa) dapat dibaca Hammalaatun dan Hammaalatan (kayu bakar) yaitu duri dan kayu Sa'dan yang banyak durinya, kemudian kayu dan duri itu ia taruh di tengah jalan tempat Nabi saw. lewat.
005. (Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut; Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.

Al-Ikhlaash
001. (Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa.
002. (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya.
003. (Dia tiada beranak) karena tiada yang menyamai-Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya.
004. (Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.

Al-Falaq

001. (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai falaq) atau waktu subuh.
002. (Dari kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya) yaitu dari kejahatan makhluk hidup yang berakal dan yang tidak berakal; serta dari kejahatan benda mati seperti racun dan lain sebagainya.
003. (Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita) artinya dari kejahatan malam hari apabila telah gelap, dan dari kejahatan waktu purnama apabila telah terbenam.
004. (Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus) yaitu tukang-tukang sihir wanita yang menghembuskan sihirnya (pada buhul-buhul) yang dibuat pada pintalan, kemudian pintalan yang berbuhul itu ditiup dengan memakai mantera-mantera tanpa ludah. Zamakhsyari mengatakan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh anak-anak perempuan Lubaid yang telah disebutkan di atas tadi.
005. (Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.

An-Naas

001. (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb manusia) Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti'adzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka.
002. (Raja manusia.)
003. (Sesembahan manusia) kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau sifat, atau 'Athaf Bayan, kemudian Mudhaf Ilaih. Lafal An-Naas disebutkan di dalam kedua ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.
004. (Dari kejahatan bisikan) setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan (yang biasa bersembunyi) karena setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia ingat kepada Allah.
005. (Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia) ke dalam kalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.
006. (Dari jin dan manusia") lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, "yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin." (Q.S. Al-An'am, 112) Atau lafal Minal Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas di'athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu. Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.

Al-'Alaq


Al-'Alaq
001. (Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk. 002. (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. 003. (Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'. 004. (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s. 005. (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. 006. (Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas) 007. (karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf'ul Lah. 008. (Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas. 009. (Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah Abu Jahal. 010. (Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia mengerjakan salat.) 011. (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran) 012. (Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.) 013. (Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman? 014. (Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman. 015. (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya. 016. (Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz. 017. (Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini." 018. (Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, "Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan." 019. (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan.

At-Tiin

001. (Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut. 002. (Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt. berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah. 003. (Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman jahiliah maupun di zaman Islam. 004. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik. 005. (Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun. Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu: 006. (Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan di masa mudanya dahulu. 007. (Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir (sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang mendorongmu mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang mendorongnya untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri. 008. (Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut.'"

Al-Insyiraah


Al-Insyiraah

001. (Bukankah Kami telah melapangkan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan, yakni Kami telah melapangkan (untukmu) hai Muhammad (dadamu?) dengan kenabian dan lain-lainnya. 002. (Dan Kami telah menghilangkan) telah melenyapkan (darimu dosamu.) 003. (Yang memberatkan) yang memayahkan (punggungmu) ayat ini maknanya sama dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, "....supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu..." (Q.S. Al-Fath:2) 004. (Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu) yakni sebutan namamu sebagai contohnya ialah namamu disebutkan bersama-sama dengan nama-Ku di dalam azan, iqamah, tasyahhud, khotbah dan lain sebagainya. 005. (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu) atau kesukaran itu (ada kelapangan) yakni kemudahan. 006. (Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kelapangan) Nabi saw. banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan dari orang-orang kafir, kemudian beliau mendapatkan kelapangan dan kemudahan, yaitu setelah beliau mengalami kemenangan atas mereka. 007. (Maka apabila kamu telah selesai) dari salat (bersungguh-sungguhlah kamu) di dalam berdoa. 008. (Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap) atau meminta dengan merendahkan diri.

Adh-Dhuhaa


Adh-Dhuhaa

001. (Demi waktu Dhuha) yakni waktu matahari sepenggalah naik, yaitu di awal siang hari; atau makna yang dimaksud ialah siang hari seluruhnya. 002. (Dan demi malam apabila telah sunyi) telah tenang, atau telah menutupi dengan kegelapannya. 003. (Tiada meninggalkan kamu) tiada membiarkan kamu sendirian, hai Muhammad (Rabbmu, dan tiada pula Dia benci kepadamu) atau tidak senang kepadamu. Ayat ini diturunkan setelah selang beberapa waktu yaitu lima belas hari wahyu tidak turun-turun kepadanya, kemudian orang-orang kafir mengatakan, sesungguhnya Rabb Muhammad telah meninggalkannya dan membencinya. 004. (Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu) maksudnya kehidupan di akhirat itu lebih baik bagimu, karena di dalamnya terdapat kemuliaan-kemuliaan bagimu (dari permulaan) dari kehidupan duniawi. 005. (Dan kelak Rabbmu pasti memberimu) di akhirat berupa kebaikan-kebaikan yang berlimpah ruah (lalu kamu menjadi puas) dengan pemberian itu. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Kalau begitu mana mungkin aku puas, sedangkan seseorang di antara umatku masih berada di neraka." Sampai di sini selesailah Jawab Qasam, yaitu dengan kedua kalimat yang dinisbatkan sesudah dua kalimat yang dinafikan. 006. (Bukankah Dia mendapatimu) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan (sebagai seorang yatim) karena ayahmu telah mati meninggalkan kamu sebelum kamu dilahirkan, atau sesudahnya (lalu Dia melindungimu) yaitu dengan cara menyerahkan dirimu ke asuhan pamanmu Abu Thalib. 007. (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung) mengenai syariat yang harus kamu jalankan (lalu Dia memberi petunjuk) Dia menunjukimu kepadanya. 008. (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan) atau orang yang fakir (lalu Dia memberikan kecukupan) kepadamu dengan pemberian yang kamu merasa puas dengannya, yaitu dari ganimah dan dari lain-lainnya. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Tiadalah kaya itu karena banyaknya harta, tetapi kaya itu adalah kaya jiwa." 009. (Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang) dengan cara mengambil hartanya atau lain-lainnya yang menjadi milik anak yatim. 010. (Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya) membentaknya karena dia miskin. 011. (Dan terhadap nikmat Rabbmu) yang dilimpahkan kepadamu, yaitu berupa kenabian dan nikmat-nikmat lainnya (maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya) yakni mengungkapkannya dengan cara mensyukurinya. Di dalam beberapa Fi'il pada surah ini Dhamir yang kembali kepada Rasulullah saw. tidak disebutkan karena demi memelihara Fawashil atau bunyi huruf di akhir ayat. Seperti lafal Qalaa asalnya Qalaaka; lafal Fa-aawaa asalnya Fa-aawaaka; lafal Fahadaa asalnya Fahadaaka; dan lafal Fa-aghnaa asalnya Fa-aghnaaka

Al-Lail


Al-Lail

001. (Demi malam apabila menutupi) semua apa yang ada di langit dan di bumi dengan kegelapannya. 002. (Dan siang apabila terang benderang) apabila menampilkan dirinya. Lafal Idzaa yang ada pada dua tempat di atas hanya menunjukkan makna Zharaf atau waktu. Sedangkan yang menjadi Amilnya adalah Fi'il Qasam. 003. (Dan apa) lafal Maa di sini bermakna Man, yakni manusia; atau dianggap sebagai Maa Mashdariyah (yang Dia telah menciptakannya, yaitu laki-laki dan perempuan) yang dimaksud adalah Adam dan Hawa, demikian pula setiap laki-laki dan perempuan lainnya. Adapun banci/wadam yang tidak dapat diketahui apakah ia sebagai laki-laki atau perempuan di sisi Allah swt., maka jika seseorang yang bersumpah bahwa dia tidak akan berbicara dengan siapa pun baik laki-laki atau perempuan, lalu dia berbicara dengan orang banci, maka dia dianggap telah melanggar sumpahnya itu. 004. (Sesungguhnya usaha kalian) atau kerja kalian (memang berbeda-beda) beraneka macam; ada orang yang beramal atau bekerja untuk mendapatkan surga, dengan cara menempuh jalan ketaatan; dan ada pula orang yang beramal atau bekerja untuk neraka, dengan cara menempuh jalan kemaksiatan. 005. (Adapun orang yang memberikan) menginfakkan hartanya di jalan Allah (dan bertakwa) kepada Allah. 006. (Dan membenarkan perkara yang baik) yaitu makna yang terkandung di dalam lafal Laa Ilaaha Illallaah yang artinya tiada Tuhan selain Allah. Dengan kata lain, bahwa infak di jalan Allah yang dilakukannya dan bertakwa kepada-Nya yang dijalankannya itu tiada lain berangkat dari keimanannya kepada kalimat Laa Ilaaha Illallaah. 007. (Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya tempat yang mudah) yaitu surga. 008. (Dan adapun orang yang bakhil) tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah (dan merasa dirinya cukup) artinya tidak membutuhkan pahala-Nya. 009. (Serta mendustakan perkara yang baik.) 010. (Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya) menyediakan baginya (tempat yang sukar) yaitu neraka. 011. (Dan tiadalah) huruf Maa di sini bermakna Nafi yakni tidaklah (berguna bagi dirinya harta miliknya apabila ia telah terjerumus) ke dalam neraka. 012. (Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk) untuk membedakan antara jalan hidayah dan jalan kesesatan; dimaksud supaya ia mengerjakan perintah Kami dengan menempuh jalan yang pertama, dan ia Kami larang dari menempuh jalan yang kedua. 013. (Dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia) maka barang siapa yang mencari keduanya tanpa meminta kepada Kami berarti dia telah sesat jalan. 014. (Maka Kami memperingatkan kalian) maksudnya Kami pertakuti kalian hai penduduk Mekah (dengan neraka yang menyala-nyala) asal kata Talazhzhaa adalah Tatalazhzhaa, kemudian salah satu di antara kedua huruf Ta dibuang, sehingga jadilah Talazhzhaa. Akan tetapi ada juga suatu qiraat yang membaca sesuai dengan huruf asalnya. 015. (Tidak ada yang masuk ke dalamnya) atau memasukinya (kecuali orang yang celaka) sekalipun lafal Al-Asyqaa ini menunjukkan arti yang paling celaka, akan tetapi makna yang dimaksud ialah orang yang celaka. 016. (Yang mendustakan) Nabi saw. (dan berpaling) dari iman. Pengecualian yang terdapat pada ayat sebelum ayat ini merupakan takwil dari makna yang terkandung di dalam ayat lainnya yaitu, firman-Nya, "dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (Q.S. An-Nisa, 48) Dengan demikian berarti makna yang dimaksud dengan masuk neraka pada ayat 15 tadi adalah masuk untuk selama-lamanya, yakni untuk menjadi penghuni yang abadi. 017. (Dan kelak akan dijauhkan dari neraka itu) dihindarkan daripadanya (orang yang bertakwa) demikian pula lafal Al-Atqaa, sekalipun menunjukkan makna Tafdhil, tetapi makna yang dimaksud adalah At-Taqiyyu, yakni orang yang bertakwa. 018. (Yang menafkahkan hartanya untuk membersihkannya) untuk membersihkannya di sisi Allah swt. seumpamanya dia mengeluarkannya bukan karena ria atau pamer dan gengsi, maka setelah itu harta yang dimilikinya menjadi bersih di sisi-Nya nanti. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. yaitu sewaktu ia membeli Bilal yang sedang disiksa oleh majikannya karena beriman. Setelah membelinya lalu langsung memerdekakannya. Pada saat itu juga orang-orang kafir mengatakan, bahwa tiada lain Abu Bakar melakukan hal tersebut karena ia telah berutang jasa kepadanya. Maka pada saat itu turunlah ayat ini. 019. (Padahal tidak ada seseorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,) 020. (melainkan) tetapi hanya semata-mata (karena mencari keridaan Rabbnya Yang Maha Tinggi) artinya dia memberikan hartanya itu hanya karena mengharapkan pahala Allah. 021. (Dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan) dari pahala pemberiannya itu di surga nanti. Makna ayat ini mencakup pula setiap orang yang mengerjakan amal perbuatan seperti yang telah dilakukan oleh Abu Bakar r.a. Kelak dia akan dijauhkan dari neraka dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Asy-Syams


Asy-Syams

001. (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari) yaitu sewaktu memancarkan sinarnya di pagi hari. 002. (Dan bulan apabila mengiringinya) apabila muncul mengiringi terbenamnya matahari. 003. (Dan siang apabila menampilkannya) yaitu menampakkan matahari yang semakin meninggi. 004. (Dan malam apabila menutupinya) artinya menyelimuti siang dengan kegelapannya. Lafal Idzaa yang ada pada tiga tempat di atas hanya menunjukkan makna Zharaf, sedangkan yang menjadi Amilnya adalah Fi'il dari Qasam. 005. (Dan langit serta pembinaannya.) 006. (Dan bumi serta penghamparannya) yang menghampar. 007. (Dan jiwa) sekalipun bentuk lafalnya Mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah Jamak (serta penyempurnaannya) maksudnya kesempurnaan ciptaannya; lafal Maa pada tiga tempat di atas adalah Maa Mashdariyah, atau bermakna Man. 008. (Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Lafal At-Taqwaa letaknya diakhirkan karena demi memelihara keserasian bunyi akhir ayat, sedangkan sebagai Jawab dari Qasam di atas ialah: 009. (Sesungguhnya beruntunglah) pada lafal Qad Aflaha ini sengaja tidak disebutkan huruf Lam Taukidnya karena mengingat panjangnya pembicaraan (orang yang menyucikannya) yakni menyucikan jiwanya dari dosa-dosa. 010. (Dan sesungguhnya merugilah) atau rugilah (orang yang mengotorinya) yang menodainya dengan perbuatan maksiat. Asalnya lafal Dassaahaa ialah Dassasahaa, kemudian huruf Sin yang kedua diganti menjadi Alif demi untuk meringankan pengucapannya, akhirnya jadilah Dassaahaa. 011. (Kaum Tsamud telah mendustakan) rasulnya, yaitu Nabi Saleh (karena mereka melampaui batas) disebabkan tindakan mereka yang melampaui batas. 012. (Ketika bangkit) artinya bersegera (orang yang paling celaka di antara mereka) orang tersebut dikenal dengan nama julukan si pendekar, lalu ia bersegera menyembelih unta Nabi Saleh atas izin mereka. 013. (Lalu Rasul Allah berkata kepada mereka) yakni Nabi Saleh ("Unta betina Allah) maksudnya biarkanlah unta betina Allah ini (dan minumannya") dan hari bagian minumnya; sesungguhnya bagian minum itu digilirkan antara mereka dan unta; untuk unta sehari dan untuk mereka sehari. 014. (Lalu mereka mendustakannya) mendustakan ucapan Nabi Saleh yang mengatakan, bahwa unta itu adalah milik Allah, dan bila mereka melanggarnya niscaya hal itu akan berakibat turunnya azab atas mereka (dan menyembelih unta itu) atau mereka membunuhnya itu, dengan maksud supaya bagian minum itu diperoleh seluruhnya oleh mereka (maka menimpakanlah) atau menurunkanlah (kepada mereka Rabb mereka) azab (disebabkan dosa mereka, lalu Allah meratakan azab) atas mereka, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang dapat lolos atau menyelamatkan diri dari azab-Nya. 015. (Dan tiadalah) dapat dibaca Walaa dan Falaa (Allah takut terhadap akibat tindakan-Nya itu) maksudnya akibat azab yang akan terjadi.

Al-Balad


Al-Balad

001. (Sungguh) huruf Laa di sini adalah huruf Zaidah mengandung makna Taukid (Aku bersumpah dengan kota ini) yakni kota Mekah.
002. (Dan kamu) hai Muhammad (halal) maksudnya dihalalkan bagimu (kota ini) artinya Dia menghalalkannya untukmu melakukan peperangan di dalamnya untuk melawan orang-orang musyrik. Allah memenuhi janji-Nya itu pada waktu penaklukan kota Mekah. Ayat ini merupakan Jumlah Mu'taridhah yang terletak di antara Qasam yang pertama dengan Qasam yang selanjutnya.
003. (Dan demi bapak) yaitu Nabi Adam (dan anaknya) atau anak cucunya; huruf Maa di sini bermakna Man.
004. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) semuanya (berada dalam susah payah) yaitu lelah dan susah karena selalu menghadapi musibah-musibah di dunia dan kesengsaraan-kesengsaraan di akhirat.
005. (Apakah manusia itu menyangka) atau apakah manusia menduga, bahwa dia itu
adalah kuat. Yang dimaksud adalah Asyad dari kalangan kaum Quraisy ia terkenal kekuatannya (bahwa) huruf An di sini adalah bentuk Takhfif dari Anna, sedangkan Isimnya tidak disebutkan, lengkapnya Annahuu (sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atas dirinya?) Allahlah yang berkuasa atas dirinya.
006. (Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan) untuk memusuhi Muhammad (harta yang banyak") maksudnya banyak mengeluarkan harta untuk memusuhinya.
007. (Apakah dia menyangka bahwa) dirinya (tiada seorang pun yang melihatnya?) artinya melihat apa-apa yang telah dibelanjakannya itu, sehingga ada orang yang mengetahui berapa jumlah harta yang telah dibelanjakannya. Allahlah yang mengetahui berapa jumlah yang telah dibelanjakannya itu, dan jumlah sedemikian itu tidak berarti apa-apa di sisi-Nya, bahkan Dia kelak akan membalas perbuatannya yang buruk dan keji itu.
008. (Bukankah Kami telah menjadikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti Taqrir (baginya dua buah mata,)
009. (lidah dan dua buah bibir?)
010. (Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan) maksudnya Kami telah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan.
011. (Maka kenapa ia tidak) atau mengapa ia tidak (menempuh jalan yang sulit?)
012. (Tahukah kamu) maksudnya apakah kamu mengetahui (apakah jalan yang sulit) yang akan ditempuhnya itu? Ungkapan ini mengagungkan kedudukan jalan tersebut. Ayat ini merupakan Jumlah Mu'taridhah atau kalimat sisipan; kemudian dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu:
013. (Melepaskan budak) dari perbudakan, yaitu dengan cara memerdekakannya.
014. (Atau memberi makan pada hari kelaparan) yakni sewaktu terjadi bencana kelaparan.
015. (Kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat) atau famili.
016. (Atau orang miskin yang sangat fakir) artinya karena amat miskinnya hanya beralaskan tanah. Menurut suatu qiraat kedua Fi'il tersebut diganti menjadi dua Mashdar yang kedua-duanya dirafa'kan. Yang pertama dimudhafkan kepada lafal Raqabatin sedangkan yang kedua ditanwinkan, maka sebelum lafal Al-'Aqabah diperkirakan adanya lafal Iqtihaam. Qiraat ini merupakan penjelasan dari makna ayat-ayat tersebut.
017. (Kemudian dia adalah) lafal ayat ini di'athafkan kepada lafal Iqtahama; dan lafal Tsumma menunjukkan makna urutan penyebutan atau Tartiibudz Dzikr. Artinya dia sewaktu menempuh jalan yang sulit itu (termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan) yakni sebagian di antara mereka berpesan kepada sebagian yang lain (untuk bersabar) di dalam menjalankan amal ketaatan dan menjauhi perbuatan kemaksiatan (dan saling berpesan untuk berkasih sayang) terhadap semua makhluk.
018. (Mereka) yaitu orang-orang yang memiliki sifat-sifat demikian itu (adalah golongan kanan.)
019. (Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri) 020. (orang-orang kiri itu berada dalam neraka yang ditutup rapat) dapat dibaca Mu'shadah dan Muushadah, artinya neraka yang tertutup rapat.